Pontianak, Kota Khatulistiwa ini memang tak sebesar dan semegah Ibu Kota Jakarta. Aku memang bukan lahir di kota ini, kurang lebih 137 km jarak yang harus ditempuh jika hendak kembali menikmati indahnya susunan gunung, sejuknya udara pedesaan. Ya, aku memang bukan lahir di kota ini, tapi aku tinggal di sekitar kota ini.
Layaknya kota-kota besar, Pontianak tidak luput dengan masalah-masalah setiap harinya mulai dari lalu lintas hingga berbagai macam. Sebagian waktu hidup yang ku punya aku habiskan di kota ini, kota yang terkenal dengan sungainya yang terpanjang di Indonesia.
Tepat kemarin, tanggal 23 oktober 2012 kota ini genap berusia 241 tahun, memang bukan angka yang kecil lagi, dengan populasi manusia yang semakin meningkat yang harusnya diimbangi dengan sumber daya manusianya yang mumpuni agar kota ini lebih berkembang dan maju, tidak, bukan hanya itu, aman dan sejahtera tak ketinggalan.
Puluhan, ratusan, ribuan orang bahkan lebih ikut menyemarakan hari dimana kota ini terbentuk, mulai dari festival yang diadakan hingga memeriahkan lewat jejaring social. Bermacam-macam ucapan selamat dari banyak orang menghiasi timeline twitterku, ya termasuk aku sendiri juga.
Teman, semoga Kota Khatulistiwa ini tetap bersinar, tak kalah dengan kota-kota besar di negeri ini, tak ada lagi perbedaan yang bisa memecahkan persatuan kota ini, jangan puas hanya dengan orang mengenal kota kita cuma dengan sungai terpanjangnya, mari kenalkan pada rakyat negeri ini, pada dunia betapa indahnya, kuatnya persatuan diantara perbedaan yang ada di kota kita demi mencapai suatu prestasi yang membanggakan. Jelas bukan hanya sekedar ucapan selamat yang dibutuhkan, melainkan berbagai prestasi dari rakyatnya itu sendiri.
Selamat ulang tahun Pontianak, Kota Khatulistiwa, kota dimana aku menghabiskan waktu hidup ini, tempat dimana aku mendapatkan ilmu hingga sekarang ini.
"Hei tak disangke, tak disangke dolo' utan menjadi kote"