Semua memang masalah waktu, tidak akan ada yang abadi. Jangan pernah hidup jika tak ingin mati. Layaknya tanaman, disiram setiap pagi dan sore, rutin diberi pupuk, dan senantiasa dirawat toh nanti akan layu dan mati.
Sabtu pagi, 22 Juni 2013 lalu, adik dari Ibu atau lebih tepatnya adalah Tanteku telah pergi. Sedih memang, terlebih saat mengingat kejadian-kejadian masa lalu. Saat beliau mengajari sepupuku bersepeda yang paling teringat, hingga gaya bahasanya saat bercerita yang khas.
Tapi apalah arti bersedih, semua hanya masalah waktu. Beliau pasti sedang menunggu kami, kita semua bahkan. Mungkinkah waktu itu sebuah fasilitas yang diberikan untuk dimanfaatkan dan jangan disia-siakan ? Ini hanya masalah waktu, tapi apa bekal kita sudah cukup untuk menyusul beliau menghadap Sang Pencipta ?
Sudah bergunakah kita seperti tanaman padi yang akan mati saat butiran gabahnya telah dipanen terlebih dahulu oleh petani dan akan berguna bagi kehidupan orang banyak ?
Mohon do'anya agar amal-ibadahnya diterima, diberikan tempat yang sebaik-baiknya, dan keluarga diberikan kekuatan. Selamat jalan Tante, kelak kami pasti menyusul. Maafkan jika ada kesalahan dan belum sempat mengucap kata maaf.
Jaga kesehatannya ya.